BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Rasulullah shallallah
Aliahi wa Sallam telah memberikan wasiat kepada para sahabatnya agar
menyampaikan sunnah beliau kepada generasi berikutnya, dan mereka menyebar
keseluruh penjuru negeri dan zaman menyampaikan amanat Rasul kepada paran
muslim dan menjadi pijakan tabi’in.
Maka muncullah para
penulis-penulis hadis seperti Ibnu Juraij, Ibnu Ishaq, Sa’id bin urubah, Hammad
bin Salmah, Sufyan Ats-Tsauri, Abu Amr Al-Auza’i dll. Metode yang mereka
terapkan dalam menyusun kitab adalah dengan memadukan yang sahih dan lainnya,
sembari menyebutkan jalur-jalur setiap hadis dengan tujuan menetapkan kebenaran
ilmu itu.
Selanjutnya,
datang setelah mereka yang memandang perlu membukukan hadis-hadis shahih saja
tanpa lainnya, maka muncullah “Al-Kutub as Sittah”. Ulama yang pertama
kali menyusun hal itu adalah Abu Abdillah bin Ismail Al-Bukhari, kemudia
diikuti oleh muridnya yaitu Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi.
Pada makalah ini
kami akan membahas lebih dalam tentang biografi, karya-karya dan sepak terjang
Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi sebagai seorang ahlul hadis yang
tersohor.
B.
Rumusan Masalah
1.
Siapakah Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi ?
2.
Apa kitab-kitab Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi ?
A.
Tujuan Penulisan .
1.
Untuk Mengetahui Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi
2.
Untuk Mengetahui kitab-kitab Imam Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi
BAB
II
Pembahasan
Pembahasan
A. Biografi Pengarang
1.
Nama Lengkap
Nama lengkap dari imam muslim adalah Muslim bin al Hajjaj bin
Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi.Nasab beliau[1]:
a.
Al Qusyairi;
merupakan nisbah kepada Qabilah afiliasi beliau, ada yang mengatakan bahwa Al
Qusyairi merupakan orang arab asli, dan ada juga yang berpendapat bahwa nisbah
kepada Qusyair merupakan nisbah perwalian saja.
b.
An Naisaburi;
merupakan nisbah yang di tujukan kepada negeri tempat beliau tinggal, yaitu
Naisabur. Satu kota besar yang terletak di daerah Khurasan.
2.
Tempat tanggal lahir dan wafat
Para ulama tidak bisa memastikan tahun kelahiran beliau, sehingga
sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa tahun kelahirannya adalah tahun 204
Hijriah, dan ada juga yang berpendapat bahwa kelahiran beliau pada tahun 206
Hijriah di Naisabur, disebuah kota terletak di Khurasan (persia) saat ini
termasuk wilayah Rusia.
Imam Muslim wafat pada waktu sore ahad, dan dikuburkan hari senin
tanggal 5 rajab 261 H di Naisabur, beliau meninggal dalam usia 57 tahun di
karenakan sakit.
3.
Nama keluarga (orang tua, istri dan anak)
Al Qusyairi adalah nisbah terhadap keturunan Qusyair bin Ka’ab bin
Rabi’ah bin ‘Amir bin Sha’sha’ah, yang merupakan sebuah kabilah besar.
4.
Perjalanan keilmuan[2]
Lingkungan tempat tumbuh imam Muslim memberikan peluang yang sangat
luas untuk menuntut ilmu yang bermanfa’at, karena Naisabur merupakan negeri
hidup yang penuh dengan peninggalan ilmu dari pemilik syari’at.
Kecenderungan Imam Muslim kepada ilmu hadits tergolong luar biasa.
Keunggulannya dari sisi kecerdasan dan ketajaman hafalan, ia manfaatkan dengan
sebaik mungkin. Di usia 10 tahun, Muslim kecil sering datang berguru pada Imam
Ad Dakhili, seorang ahli hadits di kotanya.
Semua itu terjadi karena banyaknya orang-orang yang sibuk untuk
memperoleh ilmu dan mentransfer ilmu, maka besar kemungkinan bagi orang yang
terlahir di lingkungan masyarakat seperti ini akan tumbuh dengan ilmu juga.
Adanya kesempatan yang terpampang luas di hadapan Imam Muslim kecil untuk
memetik dari buah-buah ilmu syariat tidak di sia-siakannya.
Maka dia mendengar hadits di negrinya tinggal pada tahun 218
Hijriah dari gurunya Yahya bin Yahya At Tamimi, pada saat itu umurnya menginjak
empat belas tahun.
Muslim mempunyai kesempatan untuk mengadakan perjalanan hajinya
pada tahun 220 Hijriah ketika berumur 20 tahunkemudian berguru pada Al-Qa’nabi
di mekah, dia adalah guru terbesarnya. Pada saat keluar itu dia mendengar
hadits dari beberapa ahli hadits, kemudian dia segera kembali ke negrinya
Naisabur sebelum berusia 30 tahun.
5.
Kehidupan keluarga
Imam muslim Rahimahullah adalah seorang yang kaya dan
dermawan, sebagaimana riwayat-riwayat yang menceritakan tentang dirinya,
seperti Adz-Dzahabi menjelaskan dalam kitab “Siyar an-Nubula” bahwa
beliau adalah seorang pengusaha, dermawan kota Naisabur yang memiliki banyak
harta dan kekayaan.
Al-Hakim berkata, “ia adalah seorang pedagang muslim toko Mahmasy,
melancarkan bisnisnya di Ustuwa, saya melihat Muslim bin Al-Hajjaj mengeluarkan
hadis hadis di toko mahmasy.Imam Muslim juga dikenal sebagai seorang saudagar
kain (pakaian) yang kaya lagi dermawan di Naisabur dan Beliau juga memiliki
sawah-sawah di daerah Ustu yang menjadi sumber penghasilan
keduanya
6.
Guru-guru dan Murid-murid
a.
Guru-guru imam muslim[3]
Perjalanan ilmiah yang dilakukan imam Muslim menyebabkan dirinya
mempunyai banyak guru dari kalangan ahlul hadits. Al Hafizh Adz Dzahabi telah
menghitung jumlah guru yang diambil riwayatnya oleh imam Muslim dan dicantumkan
di dalam kitab shahihnya, dan jumlah mereka mencapai 220 orang, dan masih ada
lagi selain mereka yang tidak di cantumkan di dalam kitab shahihnyaDi antara
guru-guru beliau yang paling mencolok adalah;
1.
Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi, guru beliau yang paling tua
2.
Al Imam Muhammad bin Isma’il Al Bukhari
3.
Al Imam Ahmad bin Hambal
4.
Al Imam Ishaq bin Rahuyah al Faqih al Mujtahid Al Hafizh
5.
Yahya bin Ma’in, imam jarhu wa ta’dil
6.
Ishaq bin Manshur al Kausaj
7.
Abu Bakar bin Abi Syaibah, penulis buku al Mushannaf
8.
Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi
9.
Abu Kuraib Muhammad bin Al ‘Alaa`
10.
Muhammad bin Abdullah bin Numair
11.
Abd bin Hamid
12.
Ibrahim bin Khalid
13.
Ibrahim bin Dinar At-Tamar
14.
Ibrahim bin ziyad sabalan
15.
Ibrahim bin musa ar-razi
Serta
ulama-ulama lain yang tidak bisa disebutkan disini.
b.
Murid-murid beliau
Al Imam Muslim sibuk menyebarkan ilmunya di negrinya dan
negri-negri Islam lainnya, baik dengan pena maupun dengan lisannya, maka beliau
pun tidak terlepas untuk mendektekan hadits dan meriwayatkannya, sehingga
banyak sekali para penuntut ilmu mengambil ilmu dari beliau.Di antara
murid-murid beliau antara lain;
1.
Muhammad bin Abdul wahhab al Farra`
2.
Abu Hatim Muhammad bin Idris ar Razi
3.
Abu Bakar Muhammad bin An Nadlr bin Salamah al Jarudi
4.
Ali bin Al Husain bin al Junaid ar Razi
5.
Shalih bin Muhammad Jazrah
6.
Abu Isa at Tirmidzi
7.
Ibrahim bin Abu Thalib
8.
Ahmad bin Salamah An Naisaburi
9.
Abu Bakar bin Khuzaimah
10.
Makki bin ‘Abdan
11.
Abdurrahman bin Abu Hatim ar Razi
12.
Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin Asy Syarqi
13.
Abu Awanah al-Isfarayini
14.
Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al Faqih az Zahid.
7.
Karya-karyanya[4]
Imam Muslim mempunyai hasil karya dalam bidang ilmu hadits yang
jumlahnya cukup banyak. Di antaranya ada yang sampai kepada kita dan sebagian
lagi ada yang tidak sampai.
Adapun
hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah;
1.
Al Jami’ ash Shahih
2.
Al Kuna wa Al Asma’
3.
Al Munfaridaat wa al wildan
4.
Ath Thabaqaat
5.
Rijalu ‘Urwah bin Az Zubair
6.
At Tamyiz
Sedangkan
hasil karya beliau yang tidak sampai kepada kita adalah;
1.
Al Musnad al Kabir ‘Ala ar Rijal
2.
Al Jami’ al Kabir
3.
Al ‘Ilal
4.
Al Afraad
5.
Al Aqraan
6.
Su’alaat Muslim
7.
Hadits ‘Amru bin Syu’aib
8.
Al Intifaa’ bi`ahabbi as sibaa’
9.
Masyayikhu Malik
10.
Masyayikhu Ats Tsauri
11.
Masyayikhu Syu’bah
12.
Man laisa lahu illa raawin waahid
13.
Kitab al Mukhadldlramin
14.
Awladu ash shahabah
15.
Dzikru awhaami al Muhadditsin
16.
Afraadu Asy Syamiyyin
8.
Komentar ulama terhadap imam muslim[5]
a.
Ishak bin Mansur al Kausaj pernah berkata kepada imam Muslim:
“sekali-kali kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau
bagi kaum muslimin.”
b.
Muhammad bin Basysyar Bundar berkata; “huffazh dunia itu ada empat;
Abu Zur’ah di ar Ray, Muslim di An Naisabur, Abdullah Ad Darimi di Samarkand,
dan Muhammad bin Isma’il di Bukhara.”
c.
Muhammad bin Abdul Wahhab Al Farra` berkata; “(Muslim) merupakan
ulama manusia, lumbung ilmu, dan aku tidak mengetahuinya kecuali kebaikan.”
d.
Ahmad bin Salamah An Naisaburi menuturkan; “Saya melihat Abu
Zur’ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dalam perkara
hadits shahih ketimbang para masyayikh zaman keduanya.
e.
Ibnu Abi Hatim mengatakan: ” Saya menulis hadits darinya di Ray,
dan dia merupakan orang yang tsiqah dari kalangan huffazh, memiliki pengetahuan
yang mendalam dalam masalah hadits. Ketika ayahku di Tanya tentang dia, maka
dia menjawab; (Muslim) Shaduuq.”
B. Kitab (Karya-Karya)
1.
Kitabnya
al Musnad al Shahih al Mukhtashar min al Sunan bi al Naql al ‘Adl
‘an al ‘Adl ‘an Rasul Allah saw atau yang sering kita kenal dengan sebutan
Al-Jami` ash-Shahih atau Sahih Muslim[6]
2.
Motivasi penulisnya
Setidaknya ada dua alasan yang melatarbelakangi penyusunan kitab
hadis oleh Imam Muslim, yakni:
Pertama, karena pada masanya masih sangat sulit mencari referensi koleksi
hadis yang memuat hadis-hadis shahih dengan kandungan yang relative
komprehensif dan sistematis, dan
Kedua, Karena pada masanya terdapat kaum Zindiq yang selalu berusaha
membuat dan menyebarkan sejumlah cerita (hadis) palsu, dan mencampur adukkan
antara hadis-hadis yang shahih dan yang tidak. Jadi, jika memperhatikan
periodisasi sejarah dan perkembangan hadis, dapat dinyatakan bahwa kitab Shahih
Muslim muncul pada periode kelima (abad ke 3 H) yaitu masa pemurnian,
penyehatan, dan penyempurnaan hadis (‘asr al tajrid wa al tashih wa al tanqih).
3.
Waktu awal, berakhir dan lamanya
penulisan
Untuk menyelasekaikan kitab Sahihnya, Muslim membutuhkan tidak
kurang dari 15 tahun. Ahmad bin maslamah. “Dahulu saya bersama muslim menyusun
kitab Shahih-nya ini selama lima belas tahun dan terkumpul sebanyak dua
belas ribu hadits”
4.
Metode penyusunan[7]
imam Muslim dalam menetapkan kesahihan hadits yang diriwayatkkanya
selalu mengedepankan ilmu jarh dan ta’dil. Metode ini ia gunakan untuk menilai
cacat tidaknya suatu hadits. Selain itu, Imam Muslim juga menggunakan metode
sighat at tahammul (metode-metode penerimaan riwayat). Dalam kitabnya, dijumpai
istilah haddasani (menyampaikan kepada saya), haddasana (menyampaikan kepada
kami), akhbarani (mengabarkan kepada saya), akhabarana (mengabarkan kepada
kami), maupun qaalaa (ia berkata). Dengan metode ini menjadikan Imam Muslim
sebagai orang kedua terbaik dalam masalah hadits dan seluk beluknya setelah
Imam Bukhari.
a.
Shihah adalah bentuk plural dari shahih. Dari namanya diketahui
bahwa model kitab shihah adalah kitab kumpulan hadits yang hanya menuliskan
hadits-hadits shahih saja, paling tidak shahih menurut yang mengumpulkannya
b.
Karakteristik kitab model jami' adalah kitab hadits tersebut
mengumpulkan semua bab hadits; mulai dari aqidah, fiqih, sejarah, dan adab atau
akhlaq.
5.
Kelebihan dan kekurangan kitab[8]
a.
Kelebihan
Keistimewaan kitab hadis Sahih Muslim ialah mengandungi 7275 buah
hadis Sahih termasuk hadis yang matannya disebut secara berulang kali. Manakala
jumlah hadis yang matannya tidak berulang ialah sebanyak 4000 buah hadis.
Hadis-hadis ini telah dibahagikan kepada 54 tajuk kecil yag dikenali sebagai
kitab.25 Tajuk-tajuk tersebut merangkumi pelbagai bidang, antaranya ialah
ibadah muamalah, jihad, zikir, doa serta fada’il al-a’mal. Menyerlahkan lagi
keistimewaan Sahih Muslim ini, ialah ianya disusun mengikut bab tanpa mencampur
aduk antara satu sama lain. Hal ini, lebih mudah dirujuk oleh para
pengkaji.
Selain itu juga, kitab sahih ini turut
memuatkan hadis yang ditinggalkan oleh al-Bukhari.
Keistimewaan
lain yang terdapat dalam sahih ini ialah:
1)
Tidak ada sebarang penambahan atau pengurangan dalam kitab Sahih
ini sejak dari zaman beliau sehingga selepas kewafatan beliau dan berlarutan
sehingga sekarang
2)
Majoriti ulama telah bersepakat dan mengiktiraf kedudukan kitab
Sahih Muslim sebagai kitab kedua selepas Sahih al-Bukhari.
3)
Sahih Muslim adalah pelengkap kepada kitab gurunya iaitu Sahih
al-Bukhari. Hal ini diakui oleh Imam Muslim dengan mengatakan: “aku kumpulkan
hadis-hadis supaya aku dan orang yang menulis hadisku mempunyai satu kumpulan
hadis yang tidak diragui kebenarannya”.
4)
Kaedah penulisan atau metodologi yang digunakan dalam mengumpulkan
matan-matan hadis adalah berbeza dalam satu riwayat walaupun dalam bab yang
sama. Kaedah ini berbeza dengan metodologi al-Bukhari.
5)
Pengumpulan segala jalan hadis adalah dilakukan pada satu tempat
untuk memudahkanpembaca dan pengkaji untuk mencari dan mengeluarkan hukum
daripadanya.
6)
Pengulangan yang berlaku dalan hadis cuba dielakkan supaya tidak
banyak hadis yang berulang-ulang.
b.
Kelemahan
Beliau mengakui apa yang dilakukan itu masih belum sempurna. Beliau
pernah berkata: “tidak semua hadis dalam kitabku ini adalah hadis sahih Aku
hanya meletakkan hadis yang telah
disepakati bersama yakni ulama hadis”. Maka tidak hairanlah sekiranya ibnu
al-Salah pernah menyatakan bahawa terdapat beberapa hadis dalam sahih
al-bukhari dan muslim tidak memenuhi syarat sahihnya. Al-Daruqutni pula
menyenaraikan sebanyak 200 hadis yang tidak memenuhi syarat yang
ditetapkan yang diriwayatkan oleh al-Bukhari
dan Muslim.
Ada juga ulama yang mengatakan bahawa tedapat sebanyak 210 hadis
yang tidak memenuhi syarat sahih. 78 daripada hadis riwayat al-Bukhari, 32
hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dan 100 hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim. Namun begitu, taraf-taraf yang dikritik ini tidaklah
jatuh ketahap hadis dai’f yang keterlaluan seperti hadis maudu’, atau munkar.
Da’if yang dimaksukan adalah da’if yang biasa dan tidak menjejaskan autoriti
kitab tersebut
6. Jumlah kitab dan jumlah bab[9]
kitab yang berjumlah 54 kitab dengan 3450 bab yang disusun
berdasarkan bab-bab fikih, karena fikih sangat dominan pada masa itu. Urutan
kitab nya dimulai dari kitab imana, ibadah, muamalah, jihad, makanan dan
minuman, pakaian, adab dan keutamaan-keutamaan serta diakhiri dengan kitab
tafsir.
7.
Jumlah hadis
Imam Muslim tercatat sebagai orang yang dikenal telah meriwayatkan
puluhan ribu hadits. Muhammad Ajaj Al Khatib, guru besar hadits pada
Universitas Damaskus, Syria, menyebutkan, hadits yang tercantum dalam karya
besar Imam Muslim, Shahih Muslim, berjumlah 3.030 hadits tanpa pengulangan.
Bila dihitung dengan
pengulangan, lanjutnya, berjumlah sekitar 10.000 hadits. Sedang menurut Imam Al
Khuli, ulama besar asal Mesir, hadits yang terdapat dalam karya Muslim
berjumlah 4.000 hadits tanpa pengulangan, dan 7.275 dengan pengulangan. Jumlah
hadits yang ditulis dalam Shahih Muslim merupakan hasil saringan sekitar
300.000 hadits. Untuk menyelasekaikan kitab Sahihnya, Muslim membutuhkan tidak
kurang dari 15 tahun
8.
Komentar ulama terhadap kitab “Ash-Shahih[10]”
a.
Al-Hafizh Abu Ali An-Naisaburi. “Tidak ada kitab dikolong langit
ini yang lebih shahih dibandingkan kitab Muslim dalam ilmu hadits”
b.
Ibnu As-Syarqi. “saya mendengar muslim mengatakan,’tidaklah saya
meletakkan sesuatu pun didalam kitab saya ini, melainkan dengan hujjahdan tidak
pula saya hilangkan darinya, kecuali dengan hujjah”
c.
Ahmad bin maslamah. “Dahulu saya bersama muslim menyusun kitab Shahih-nya
ini selama lima belas tahun dan terkumpul sebanyak dua belas ribu hadits
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Imam
Muslim mempunyainamalegkapyaituMuslim
bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Lahirpada tahun 206 Hijriah di Naisabur, disebuah kota terletak di
Khurasan (persia) saat ini termasuk wilayah Rusiadanwafatharisenintanggal 5 rajab 261 H di Naisabur,
beliaumeninggaldalamusia 57 tahun di karenakansakit .
Karyabeliau yang paling tersohoradalahal Musnad al Shahih al Mukhtashar min al Sunan bi al Naql al ‘Adl
‘an al ‘Adl ‘an Rasul Allah saw atau yang sering kita kenal dengan sebutan
Al-Jami` ash-Shahih atau Sahih Muslim dan di dalamnyaterdapatkitab
yang berjumlah 54 kitab dengan 3450 bab.
Imam Muslim tercatat sebagai orang yang dikenal telah meriwayatkan
puluhan ribu hadits., berjumlah 3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung
dengan pengulangan, lanjutnya, berjumlah sekitar 10.000 hadits.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Ma’mum,
Suharlan (dkk). Syarah Shahih Muslim/imam an-nawawi (edisi indonesia). 2009.
Cet 1. Jakarta: Darus Sunnah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslimdiakases
tanggal 10 september 2014.
http://www.lidwa.com/2011/biografi-imam-muslim/
diakases tanggal 10 september 2014.
http://www.rumahfiqih.com/hadits/x.php?id=5&=model-penulisan-kitab-hadits.htm
diakases tanggal 11 september 2014.
Pelajar ISMP
Pendidikan Islam DanPengajian Al-Quran dan Al-SunnahUniversitiPendidikan Sultan
IdrisSesi 2009/2010.PDF
KMCP, Ringkasan
Shahih Muslim 1/ Muhammad Nashruddin Al-Albani (edisi indonesia). 2005. Jakarta
: Pustaka Azzam. hal. Ix-xliv
http://helfinarayya.blogspot.com/2012/09/sekilas-tentang-kitab-shahih-bukhari.htmldiakases
tanggal 11
september 2014.
[1]Agus
Ma’mum, Suharlan (dkk). Syarah Shahih Muslim/imam an-nawawi (edisi indonesia).
2009. Cet 1. Jakarta: Darus Sunnah. hal.26
[3]Agus
Ma’mum, Suharlan (dkk). Syarah Shahih Muslim/imam an-nawawi (edisi indonesia).
2009. Cet 1. Jakarta: Darus Sunnah. hal.50
[4]Agus
Ma’mum, Suharlan (dkk). Syarah Shahih Muslim/imam an-nawawi (edisi indonesia).
2009. Cet 1. Jakarta: Darus Sunnah hal.51
[6]http://helfinarayya.blogspot.com/2012/09/sekilas-tentang-kitab-shahih-bukhari.html
diakases tanggal 11 september 2014.
[7]
http://www.rumahfiqih.com/hadits/x.php?id=5&=model-penulisan-kitab-hadits.htm
diakases tanggal 11 september 2014.
[8] Pelajar ISMP Pendidikan Islam
DanPengajian Al-Quran dan Al-SunnahUniversiti Pendidikan Sultan IdrisSesi
2009/2010
[9]KMCP, Ringkasan Shahih Muslim 1/ Muhammad Nashruddin Al-Albani (edisi
indonesia). 2005. Jakarta : Pustaka Azzam. hal. Ix-xliv
[10]Agus
Ma’mum, Suharlan (dkk). Syarah Shahih Muslim/imam an-nawawi (edisi indonesia).
2009. Cet 1. Jakarta: Darus Sunnah. hal.60
Tidak ada komentar:
Posting Komentar